SARANA
BERFIKIR ILMIAH
Kelompok 8 :
Annisa
Aprilia (2225141025)
Ghanov
Dwi Nugroho (2225141599)
Mimin
Prastika (2225140761)
Semester 3 Kelas
A
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sarana Berfikir Ilmiah” sebagai salah satu kegiatan belajar atau kuliah dan sebagai tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Serang, 28
September 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Filsafat adalah induk semua ilmu,
demikian kata para filosof. Pada awalnya, memang cakupan objek filsafat lebih
luas dibandingkan ilmu. Ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja,
sedangkan filsafat mencakup objek empiris maupun non empiris. Namun, dalam
perkembangannya filsafat berkembang menjadi bagian dari ilmu.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang
saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu
tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat
keberadaan filsafat. Perkembangan selanjutnya dari satu sisi, ilmu berkembang
pesat, di sisi lain timbul kekhawatiran yang sangat besar terhadap perkembangan
ilmu itu sendiri karena tak ada seorang pun atau lembaga yang memiliki otoritas
untuk menghambat implikasi negatif dari ilmu.
Untuk masyarakat yang belum terbiasa
dengan kehidupan ilmiah, suatu buku yang mencoba menerangkan filsafat ilmu
pengetahuan secara popular, sangatlah bermanfaat. Kemampuan menalar menyebabkan
manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya.
Mengetahui yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, serta mana yang
indah dan mana yang jelek. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling pada
pengetahuan, karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan
ini secara sungguh-sungguh.
Penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan
tindakannya yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan berfikir
atau merasa. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan
berfikir bukan perasaan, sedangkan berfikir merupakan suatu kegiatan untuk
menemukan pengetahuan yang benar.
Penalaran yang dikaji adalah penalaran
yang ilmiah, bukan sesuatu yang tidak logis dan tidak analitik, sebab usaha
dalam pengembangannya merupakan usaha peningkatan mutu ilmu dan teknologi, yang
merupakan gabungan penalaran deduktif dan induktif yang berkaitan langsung
dengan pemikiran rasionalisme dan pemikiran empiris, untuk itulah perlu
diketahui sarana berfikir ilmiah dalam pengembangannya sehingga ilmu dan
pengetahuan menjadi komponen dasar peningkatan kualitas kehidupan manusia.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian berfikir ilmiah
dan berfikir alamiah?
2.
Apa pengertian sarana berfikir
ilmiah?
3.
Bagaimana bahasa sebagai sarana
berfikir ilmiah?
4.
Bagaimana logika sebagai sarana
berfikir ilmiah?
5.
Bagaimana matematika sebagai
sarana berfikir ilmiah?
6.
Bagaimana statistika sebagai sarana
berfikir ilmiah?
1.3.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
berfikir ilmiah dan berfikir alamiah.
2.
Untuk mengetahui pengertian
sarana berfikir ilmiah.
3.
Untuk mengetahui bahasa sebagai
sarana berfikir ilmiah.
4.
Untuk mengetahui logika sebagai
sarana berfikir ilmiah.
5.
Untuk mengetahui matematika
sebagai sarana berfikir ilmiah.
6.
Untuk mengetahui statistika
sebagai sarana berfikir ilmiah.
1.4.
Manfaat
1.
Dapat mengetahui pengertian
berfikir ilmiah dan berfikir alamiah.
2.
Dapat mengetahui pengertian
sarana berfikir ilmiah.
3.
Dapat mengetahui bahasa sebagai
sarana berfikir ilmiah.
4.
Dapat mengetahui logika sebagai
sarana berfikir ilmiah.
5.
Dapat mengetahui matematika
sebagai sarana berfikir ilmiah.
Dapat mengetahui statistika sebagai sarana berfikir
ilmiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar