PERTANYAAN UTS
FILSAFAT
1. Uraikan perbedaan filsafat dan
ilmu!
Jawab:
perbedaan filsafat dan ilmu adalah:
· Objek material ( lapangan) filsafat itu
bersifat universal ( umum) yaitu segala sesuatu yang ada ( realita) sedangkan
objek material ilmu ( pengetahuan) bersifat khusus. Artinya ilmu hany terfokus
pada disiplin bidang masing- masing secara kaku dan terkotak- kotak dalam
disiplin tertentu
· Objek formal filsafat itu bersifat non
fragmentaris karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara
luas mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan
intensif. Disamping itu objek formal ilmu itu bersifat tekhnik yang berarti
bahwa cara ide- ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita,
· Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana
pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan sedangkan
ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis sedang kegunaan filsafat timbul
dari nilainya.
· Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih
mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari- hari sedangkan ilmu
bersifat diskursif yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu.
· Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir,
yang mutlak dan mendalam sampai mendasar sedangkan ilmu menunjukkan sebab-
sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat yang sekunder.
2. Apa yang mendorong seseorang itu untuk berfikir filsafat menurut para
ahli, serta sebutkan contohnya?
Jawab :
Menurut
pada ahli yang mendorongseseorang itu berfikir filsafat yaitu:
a. Keheranan
a. Keheranan
Banyak filsuf menunjukkan rasa heran (dalam bahasa Yunani
Thaumasia). Plato misalnya mengatakan: “Mata kita memberi pengamatan
bintang-bintang, matahari dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk
menyelidiki. Dari penyelidikan ini berasal filsafat”.
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap bulan, yang indah yang dapat kita lihat pada malam hari, sehingga dari keindahan bulan tersebut mendorong seseorang untuk mengetahui bagaimana bulan itu. Serta dapat kita ketahui semua bahwa ada seorang ilmuan yang mendatangi bulan yaitu Neil Amstrong, ini merupakan bukti bahwa seseorang itu merasa heran dan ingin mengetahui tentang keheranannya itu.
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap bulan, yang indah yang dapat kita lihat pada malam hari, sehingga dari keindahan bulan tersebut mendorong seseorang untuk mengetahui bagaimana bulan itu. Serta dapat kita ketahui semua bahwa ada seorang ilmuan yang mendatangi bulan yaitu Neil Amstrong, ini merupakan bukti bahwa seseorang itu merasa heran dan ingin mengetahui tentang keheranannya itu.
b. Kesangsian
Augustinus (254 – 430 M) dan
Descartes (1596 – 1650 M) menunjukkan kesangsian sebagai sumber utama
pemikiran. Manusia heran, tetapi kemudian ia ragu-ragu. Apakah ia tidak ditipu
oleh panca indranya kalau ia heran? Apakah kita tidak hanya melihat apa yang
kita lihat? Dimana dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ini penuh dengan
berbagai pendapat, keyakinan dan intetprestasi.
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap matahari dan menganggap bahwa matahri itu Tuhan. Namun mereka masih merasa ragu bahwa matahari itu Tuhan, sedangkan jika malam hari matahari itu tidak ada. Nah, dari situlah timbul keragu-raguan yang membuat mereka untuk berfilsafat, mencari siapakah Tuhan yang sebenarnya?
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap matahari dan menganggap bahwa matahri itu Tuhan. Namun mereka masih merasa ragu bahwa matahari itu Tuhan, sedangkan jika malam hari matahari itu tidak ada. Nah, dari situlah timbul keragu-raguan yang membuat mereka untuk berfilsafat, mencari siapakah Tuhan yang sebenarnya?
c. Kesadaran akan keterbatasan
Manusia mulai berfilsafat jika ia
menyadari bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan
dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat
terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan
keterbatasan dirinya ini manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa
diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas (Harri
Hamersma, 1988).
Contohnya: misalkan saaj seseorang
yang dalam hidupnya diberi kehidupan yang serba pas-pasan, namun mereka
menyadari atas keterbatasan itu, bahwa di luar sana masih banyak sekali
orang-orang yang kehidupannya lebih sulit dibandingkan kehidupan saya.
3. Bagaimana
cara berfilsafat dan mengutarakan pikiran kita ke orang lain dengan jelas?
Permasalahan
filsafat itu hanya ada dua saja. Jika yang dipikirkan di luar pikiranku
bagaimana cara mengetahuinya. Sebagian orang merasa sudah mengetahuinya tetapi
belum banyak mereka mengetahuinya. Maka sebodoh-bodoh orang adalah orang
yang merasa mengetahui yang sebenarnya belum diketahuinya. Kemudian jika yang
dipikiran di luar pkiranmu bagaimana engkau menjelaskan kepada orang lain.
Sebenar-benar dirimu tidak akan pernah mampu menjelaskan apa yang ada dan yang
mungkin ada di pikiranmu dan hidupmu. Sebagai contoh adalah sulitnya
menjelaskan rasa cintaku kepada istriku tersayang. Yang ditulis di buku itu
adalah yang lalu sampai sekarang kemudian bagaimana untuk besok? Jadi sangat
sulit menjelaskan apa yang mungkin terjadi. Tidak akan pernah bisa menjelaskan.
Yang Maha Menjelaskan adalah Tuhan Yang Maha Esa tetapi manusia saja yang tidak
paham
4.
Dalam kondisi apakah kita dapat memulai berfilsafat?
Berfilsafat
adalah olah pikir yang reflektif. Contoh olah pikir yang reflektif. Hidup
dibagi menjadi dua. Yaitu tataran atas olah pikir kita, logika kita, tataran
bawah adalah pengalaman kita. Sebagai mahasiswa kurang pengalaman apa selama
hidup 21 tahun? Setiap orang memiliki pengalaman, lalu apakah ada berpikir yang
tidak pakai pengalaman? Contohnya banyak, salah satunya adalah takut dengan
singa. Semuanya takut dengan singa. Walaupun belum pernah punya pengalaman
diterkam oleh singa tetapi kita sudah merasa takut. Dasarnya adalah pikiran
kita tanpa berdasar pada pengalaman. Sedangkan sebaliknya apakah ada pengalaman
yang tanpa berpikir? Jawabannya juga banyak, contohnya saja adalah kucing.
Ketika kita mengajak kucing berlibur ke Parangtritis untuk mencari
pengalaman. Dalam hal ini kucing tidak pernah berpikir walaupun kucing
diajak mencari pengalaman. Sebagian besar orang memikirkan pengalamannya, hal
ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
5.
Bahwa ilmu
pengetahuan itu adalah sebuah bangunan yang tidak pernah akan selesai (never
ending process), ia tegak karena ditopang oleh tiga tiang utamanya. Jelaskan
mengapa ilmu itu never ending process dan sebutkan serta jelaskan tiga tiang
penyangga ilmu pengetahuan yang dimaksud!
Jawab:
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak akan berhenti dalam artian akan selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan dalam wilayah ontologi maupun epistemologi, serta aksiologi. Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi, maka ilmu akan memiliki nilai yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat.
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak akan berhenti dalam artian akan selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan dalam wilayah ontologi maupun epistemologi, serta aksiologi. Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi, maka ilmu akan memiliki nilai yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat.
Tiga tiang penyangga ilmu
pengetahuan, antara lain:
Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?
Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
Aksilogi
Aksiologi adalah cabang filsafat
yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi
mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar