Senin, 07 Desember 2015

PERTANYAAN UTS FILSAFAT

PERTANYAAN UTS FILSAFAT

1.       Uraikan perbedaan filsafat dan ilmu!
Jawab: perbedaan filsafat dan ilmu adalah:
· Objek material ( lapangan) filsafat itu bersifat universal ( umum) yaitu segala sesuatu yang ada ( realita) sedangkan objek material ilmu ( pengetahuan) bersifat khusus. Artinya ilmu hany terfokus pada disiplin bidang masing- masing secara kaku dan terkotak- kotak dalam disiplin tertentu
· Objek formal filsafat itu bersifat non fragmentaris karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Disamping itu objek formal ilmu itu bersifat tekhnik yang berarti bahwa cara ide- ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita,
· Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis sedang kegunaan filsafat timbul dari nilainya.
· Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari- hari sedangkan ilmu bersifat diskursif yaitu menguraikan secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
· Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak dan mendalam sampai mendasar sedangkan ilmu menunjukkan sebab- sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat yang sekunder.
2.       Apa yang mendorong seseorang itu untuk berfikir filsafat menurut para ahli, serta sebutkan contohnya?
Jawab :
Menurut pada ahli yang mendorongseseorang itu berfikir filsafat yaitu:
a. Keheranan
Banyak filsuf menunjukkan rasa heran (dalam bahasa Yunani Thaumasia). Plato misalnya mengatakan: “Mata kita memberi pengamatan bintang-bintang, matahari dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan untuk menyelidiki. Dari penyelidikan ini berasal filsafat”.
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap bulan, yang indah yang dapat kita lihat pada malam hari, sehingga dari keindahan bulan tersebut mendorong seseorang untuk mengetahui bagaimana bulan itu. Serta dapat kita ketahui semua bahwa ada seorang ilmuan yang mendatangi bulan yaitu Neil Amstrong, ini merupakan bukti bahwa seseorang itu merasa heran dan ingin mengetahui tentang keheranannya itu.
b. Kesangsian
Augustinus (254 – 430 M) dan Descartes (1596 – 1650 M) menunjukkan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran. Manusia heran, tetapi kemudian ia ragu-ragu. Apakah ia tidak ditipu oleh panca indranya kalau ia heran? Apakah kita tidak hanya melihat apa yang kita lihat? Dimana dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ini penuh dengan berbagai pendapat, keyakinan dan intetprestasi.
Contohnya: tentang keheranan seseorang terhadap matahari dan menganggap bahwa matahri itu Tuhan. Namun mereka masih merasa ragu bahwa matahari itu Tuhan, sedangkan jika malam hari matahari itu tidak ada. Nah, dari situlah timbul keragu-raguan yang membuat mereka untuk berfilsafat, mencari siapakah Tuhan yang sebenarnya?
c. Kesadaran akan keterbatasan
Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya itu sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini manusia mulai berfilsafat. Ia mulai memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas (Harri Hamersma, 1988).
Contohnya: misalkan saaj seseorang yang dalam hidupnya diberi kehidupan yang serba pas-pasan, namun mereka menyadari atas keterbatasan itu, bahwa di luar sana masih banyak sekali orang-orang yang kehidupannya lebih sulit dibandingkan kehidupan saya.

3.      Bagaimana cara berfilsafat dan mengutarakan pikiran kita ke orang lain dengan jelas?
Permasalahan filsafat itu hanya ada dua saja. Jika yang dipikirkan di luar pikiranku bagaimana cara mengetahuinya. Sebagian orang merasa sudah mengetahuinya tetapi belum banyak mereka mengetahuinya. Maka sebodoh-bodoh orang adalah orang  yang merasa mengetahui yang sebenarnya belum diketahuinya. Kemudian jika yang dipikiran di luar pkiranmu bagaimana engkau menjelaskan kepada orang lain. Sebenar-benar dirimu tidak akan pernah mampu menjelaskan apa yang ada dan yang mungkin ada di pikiranmu dan hidupmu. Sebagai contoh adalah sulitnya menjelaskan rasa cintaku kepada istriku tersayang. Yang ditulis di buku itu adalah yang lalu sampai sekarang kemudian bagaimana untuk besok? Jadi sangat sulit menjelaskan apa yang mungkin terjadi. Tidak akan pernah bisa menjelaskan. Yang Maha Menjelaskan adalah Tuhan Yang Maha Esa tetapi manusia saja yang tidak paham

4.      Dalam kondisi apakah kita dapat memulai berfilsafat?
Berfilsafat adalah olah pikir yang reflektif. Contoh olah pikir yang reflektif. Hidup dibagi menjadi dua. Yaitu tataran atas olah pikir kita, logika kita, tataran bawah adalah pengalaman kita. Sebagai mahasiswa kurang pengalaman apa selama hidup 21 tahun? Setiap orang memiliki pengalaman, lalu apakah ada berpikir yang tidak pakai pengalaman? Contohnya banyak, salah satunya adalah takut dengan singa. Semuanya takut dengan singa. Walaupun belum pernah punya pengalaman diterkam oleh singa tetapi kita sudah merasa takut. Dasarnya adalah pikiran kita tanpa berdasar pada pengalaman. Sedangkan sebaliknya apakah ada pengalaman yang tanpa berpikir? Jawabannya juga banyak, contohnya saja adalah kucing. Ketika kita mengajak kucing berlibur ke Parangtritis untuk mencari pengalaman.  Dalam hal ini kucing tidak pernah berpikir walaupun kucing diajak mencari pengalaman. Sebagian besar orang memikirkan pengalamannya, hal ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.

5.      Bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sebuah bangunan yang tidak pernah akan selesai (never ending process), ia tegak karena ditopang oleh tiga tiang utamanya. Jelaskan mengapa ilmu itu never ending process dan sebutkan serta jelaskan tiga tiang penyangga ilmu pengetahuan yang dimaksud!
Jawab:
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak akan berhenti dalam artian akan selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan dalam wilayah ontologi maupun epistemologi, serta aksiologi. Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi, maka ilmu akan memiliki nilai yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat.
Tiga tiang penyangga ilmu pengetahuan, antara lain:
Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia?
Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
Aksilogi

Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar