B. Hubungan Alam dengan Kurikulum Pendidikan
Para
pemikir Islam abad XX, khususnya setelah Seminar Internasional
Pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977, mengklasifikasikan ilmu
menjadi dua kategori :
- Ilmu abadi (perennial knowledge) yang
berdasarkan wahyu. Ilahi yang tertera dalam Al-Quran dan Hadis serta
segala yang dapat diambil dari keduanya. hanya diberikan kepada
manusia. Sebagaimana Firman Allah yang artinya:
Artinya:”Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah: 30)
Artinya:”Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.(QS. Al-Ahzab: 72)
- Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang kualitatif dan penggandaan, selama tidak bertentangan dengan Syari’ah sebagai sumber nilai.[6]
Dalam
konsep Islam (Timur), semua yang dipikirkan, dikehendaki, dirasakan
dan diyakini, membawa manusia kepada pengetahuan dan secara sadar
menyusunnya ke dalam sistem yang disebut Ilmu. Tetapi berbeda dengan
konsep Barat, yang mengelompokkan ilmu itu kepada tiga; (1) Sciences
(ilmu-ilmu kealaman, murni, biologi, fisika, kimia dam lainnya, (2)
Social Sciences (ilmu-ilmu kemasyarakatan yang menyangkut perilaku
manusia dalam interaksinya dalam masyarakat, dan (3) The Humanities
(humaniora), ialah ilmu-ilmu kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan
perasaan kepribadian dan nilai-nilai yang menyertainya sebagai manusia.
Semua
ilmu pengetahuan kealaman berkembang secara induktif dan intizhar,
maka dengan semakin dewasanya sains natural itu sendiri dan matematika,
ia dapat berkembang secara deduktif. Dengan matematika dapat
dirumuskan model-model alam atau gejala alamiyah yang sifat dan
kelakuannya dapat dijabarkan secara matematis. Namun dari sekian banyak
model yang dapat direkayasa, hanya mereka yang konsekuensinya sesuai
dengan gejala alamiyah yang teramatilah yang dapat diterima oleh
masyarakat ilmuan yang bersangkutan.
Ayat-ayat
Alquran tidak satu pun yang menentang ilmu pengetahuan, tetapi
sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran menghasung dan menekankan
kepentingan ilmu pengetahuan.10 Bahkan salab satu pembuktian tentang
kebenaran Alquran adalah ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat Alquran
yang berbicara tentang hakikat-hakikat ilmiyah yang tidak dikenal pada
masa turunnya, namun terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti: (a) Teori tentang expanding universe (kosmos
mengembang) di dalam QS: Adz-Dzariat: 47):
Artinya: ”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa. (QS. Adz-Dzariat:47)
(b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan cahaya matahari. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya:”Dia-lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui. (QS. Yunus:5)
Dan bumi bergerak mengelilingi matahari. Sebagaimana Firman Allah SWT:
“
Artinya:”Dan
kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya,
Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah
yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Naml:88)
(c)
Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga
radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis
sehingga rnenghasilkan energi. Bahkan, istilah AlQuran al-syajar
al-akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dan istilah klorofil
(hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun,
tetapi di semua bagian pohon, dan (d) Bahwa manusia dicipta kan dari
sebagian kecil sperma pria dan setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet
di dinding rahim. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya:” Dia diciptakan dari air yang dipancarkan. (Ath-Thariq: 6)
Artinya:” Jikalau
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya. (Al-A’raaf : 96)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar